Dalam perjalanan pulang dari Larantuka ke Maumere.. kami berhenti di beberapa spot.. tentu saja untuk meminimalisir kebosanan dalam perjalanan.. juga mengenalkan kekayaan alam Indonesia.. spot yang pertama kami berhenti di tepi jalan yang berupa hutan.. awalnya aku nggak ngerti.. knapa berhenti disini.. ternyata Mas Aris menjelaskan mengenai madu hutan.. yang banyak tertempel pada pohon randu.. hal ini menjadi bahasan yang menarik bagi Mark karena ternyata Mark juga seorang peternak lebah alias pengusaha madu.. hmm bisa jadi.. ini adalah salah satu trik dari mas Aris untuk menjamu tamu.. karena mengetahui latar belakang tamu.. 🙂
Spot yang kedua kami berhenti dipasar di tepi Jalan disini.. tentu saja menjelaskan keaneka ragaman hayati yang kita miliki.. mereka sangat tertarik dengan buah salak.. karena pasar ini berlatar belakang pohon coklat dan kopi.. tentu saja hal itu juga tak luput dari penjelasan.. dan kalau sudah menjelaskan koffee and chochoa / chocholate.. maka pembahasan akan memanjang dan melebar.. kearah mana pembicaraan akan kita arahkan.. bisa ekonomi.. politik.. dan bahkan sejarah..:) namun ada salah satu buah yang justru menarik perhatianku.. aku menyebutnya campoleh.. ada juga yang menyebutnya sawo belanda.. atau sawo ubi… sawo ubii..? ya sawo ubi.. karena terkadang bentuk dan kulit buahnya.. mengingatkan kita pada sawo.. tetapi begitu melihat isi dan mencicipi rasa buah.. kita akan teringat pada ubi.. maka sebagian masyarakat kita menyebutnya sebagai sawo ubi.. namun disini.. ternyata mereka menyebutnya dengan buah mentega.. hehe.. bebas berpendapat tho… 😀
Selanjutnya kami berhenti di spot Gn. Ile Mandiri.. bukan hanya untuk menikmati keindahan-nya saja.. namun di sini juga kita menjelaskan.. bahwa Indonesia terbuka untuk investasi asing.. karena disana terhampar pembudi-daya-an kerang mutiara dari perusahaan Jepang.. Walaupun budidaya kerang mutiara lebih terkenal di pulau Lombok..
eona17 